Kebersihan Hati Lebih Penting

Kebersihan Hati Lebih Penting

Pada suatu pagi yang cerah, bel tanda masuk berbunyi menandakan hari di sekolah akan dimulai. Murid-murid dengan rapi berjalan menuju kelas masing-masing. Di antara keramaian itu terlihat seorang siswi bernama Patricia. Penampilan Patricia selalu rapi, seragamnya bersih tanpa noda, sepatunya mengkilap dan rambutnya tersisir rapi. Penampilannya yang menarik telah menginspirasi teman-temannya. Suatu hari di kantin sekolah, terjadi peristiwa yang membuat semua orang memikirkan kembali arti sebuah kebersihan.

Ketika bel istirahat berbunyi, Patricia dan teman-temannya menikmati makan siang di kantin. Tiba-tiba seorang siswa bernama Alex yang baru selesai olahraga dan masih berkeringat datang lalu tak sengaja menumpahkan minumannya ke seragam Patricia. Dengan emosi, Patricia berkata "Lihat seragamku jadi kotor karenamu! Bukankah kamu tahu aku selalu rapi?" Alex meminta maaf tapi Patricia tetap marah merasa terganggu karena seragamnya kotor. Teman-temannya merasa canggung melihat reaksi Patricia.

Di pelajaran agama hari itu, guru mereka membacakan teks dari Injil Lukas 11:37-41 dimana Yesus berkata kepada orang Farisi tentang pentingnya kebersihan hati daripada penampilan. "Kamu membersihkan luaran cawan tetapi didalam penuh keserakahan dan kejahatan," kata Yesus. Mendengar bacaan itu, Patricia merasa gelisah. Ia menyadari sikapnya tadi mirip yang dikritik Yesus. Hatinya tampak bersih diluar tapi di dalam masih ada amarah yang harus dibersihkan.

Sepulang sekolah, Patricia merenungkan kejadian dan ajaran Yesus. Ia ingat kisah Santa Teresa dari Avila yang dihormati karena kerendahan hati. Santa Teresa mengajarkan keindahan sejati ada pada hati yang penuh kasih, bukan penampilan. Patricia menyadari selama ini terlalu peduli pada penampilan luar dan lupa hal yang lebih penting yaitu kebersihan hati dan sikap kasih kepada sesama.

Keesokan harinya, Patricia minta maaf pada Alex. "Maaf aku marah kemarin, seharusnya aku tidak terlalu risau akan penampilan tapi lebih pada sikap saling menerima satu sama lain," katanya. Alex tersenyum tanda memaafkan. Teman-teman kagum melihat perubahan Patricia. Mereka belajar bahwa kebersihan hati jauh lebih penting daripada penampilan luar.

Melalui kejadian sederhana ini, Patricia dan teman-temannya memperoleh pelajaran berharga bahwa kebersihan hati adalah panggilan setiap orang beriman seperti ajaran Yesus. Penampilan bisa berubah dan kotor tetapi hati penuh kasih akan tetap suci di hadapan Tuhan.

"Penampilan luar bisa terjaga rapi, tetapi kebersihan hati yang penuh kasih adalah yang membuat kita benar-benar indah di hadapan Tuhan."

Refleksi

  1. Apa yang membuat Patricia marah di kantin sekolah?
  2. Apa ajaran Yesus dalam Injil Lukas 11:37-41 yang dibacakan oleh guru agama, dan bagaimana ajaran itu memengaruhi Patricia?
  3. Bagaimana Patricia mengubah sikapnya setelah merenungkan ajaran Yesus dan kisah Santa Teresa dari Avila?
  4. Menurutmu, mengapa kebersihan hati dan sikap penuh kasih lebih penting daripada sekadar menjaga penampilan luar? Bagaimana ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?